Selasa, 12 Juni 2012

PERUBAHAN HORMON KETIKA MENOPAUSE

Definisi

Menopause didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana berhentinya menstruasi (amenorhea) pada wanita yang terjadi secara permanen.

Perubahan hormonal
Progesteron diproduksi oleh korpus luteum dan menyebabkan penebalan endometrium dalam persiapan untuk penempelan ovum yang telah dibuahi. Progesteron juga menghambat tindakan estrogen pada jaringan tertentu. Pada wanita yang anovulatori, tidak ada korpus luteum terbentuk. Oleh karena itu, estrogen sering tidak terhalangi. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan pada endometrium, menyebabkan perdarahan menstruasi yang tidak teratur pada fase perimenopause.
Ovarium pada saat menopause tidak lagi menghasilkan estradiol (E2) atau inhibin dan progesteron dalam jumlah yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) tidak lagi dihambat oleh mekanisme umpan balik negatif estrogen dan progesteron yang telah menurun dan sekresi FSH dan LH menjadi meningkat dan FSH dan LH plasma meningkat ke tingkat yang tinggi. Fluktuasi FSH dan LH serta berkurangnya kadar estrogen menyebabkan munculnya tanda dan gejala menopause, antara lain rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah (hot flashes), gangguan tidur, keringat di malam hari, perubahan urogenital, osteopenia/ kepadatan tulang rendah, dan lain-lain.

Estrogen secara endogen memproduksi Estrone (E1), estradiol (E2) dan estriol (E3).
Estrone (E1) adalah bentuk dominan estrogen selama menopause. Ini diproduksi dalam jumlah kecil oleh ovarium dan kelenjar adrenal, dan terutama diturunkan oleh konversi perifer androstenedion dalam jaringan adiposa.
Estradiol (E2) diproduksi oleh folikel ovarium dominan selama siklus menstruasi bulanan dan merupakan estrogen alami yang paling ampuh.
Siklus menopause
Progesteron diproduksi oleh korpus luteum dan menyebabkan penebalan endometrium dalam persiapan untuk penempelan ovum yang telah dibuahi. Progesteron juga menghambat tindakan estrogen pada jaringan tertentu. Pada wanita yang anovulatori, tidak ada korpus luteum terbentuk. Oleh karena itu, estrogen sering tidak terhalangi. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan pada endometrium, menyebabkan perdarahan menstruasi yang tidak teratur pada fase perimenopause.
Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita
adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih
banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di
dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.
Segera setelah menopause, ovarium mensekresi androstenedione dan testosteron
primer. Setelah menopause, kadar sirkulasi androstenedione sekitar setengah dari
kadarnya pada awal menopause. Sebagian besar androstenedione paska menopause
berasal dari kelenjar adrenal, dengan hanya sejumlah kecil disekresi dari ovarium,
meskipun androstenedione merupakan steroid utama yang disekresi oleh ovarium paska
menopause.

Produksi testosteron menurun sekitar 25 % setelah menopause, namun sebagian
besar ovarium paska menopause (tidak pada semua wanita), mensekresi lebih banyak
testosteron daripada ovarium premenopause, setidaknya dalam tahun pertama periode
paska menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pramenopause,
bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau
testosteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.

Gejala-Gejala dan Perubahan-Perubahan yang Menyertai Menopause
a.       Perubahan fisik
·         Ketidakteraturan siklus haid
·         Serangan rasa panas (hot flashes)
·         Perubahan urogenital
·         Perubahan kulit
·         Keringat di malam hari dan sulit tidur
·         Perubahan pada rongga mulut
·         Osteoporosis

Total Pageviews

Poll

Pages - Menu

Pengikut

Search