A.
Latar
Belakang
Seiring perkembangan zaman,
kesadaran manusia tentang kesehatan semakin meningkat. Salah satunya dengan
meningkatkan konsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin yang dapat mempertahankan
kesehatan tubuh. Selain itu, berbagai manfaat yang ditawarkan buah-buahan salah
satunya jeruk yang mampu memperbaiki lapisan epitel yang rusak, mencegah
kanker, rasa yang manis sedikit asam menjadi salah satu pendorong buah jeruk
sangat disukai.
Pada buah jeruk selain ditemukan asam askorbat (vitamin
C) juga ditemukan asam sitrat yang membuat buah terasa masam jika dimakan. Asam
sitrat merupakan asam organik lemah yang
ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus
(jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik
dan alami, selain
digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan
minuman
ringan. Dalam biokimia, asam sitrat
dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang penting bagi makhluk hidup,
sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk
hidup. Zat ini juga
dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam
sitrat merupakan asam organik yang larut dalam air dengan citarasa yang menyenangkan dan banyak digunakan dalam industri pangan, kosmetik, farmasi dan lain –
lain. Kebutuhan
dunia akan asam sitrat terus meningkat dari tahun ke tahun dan produksi asam sitrat tiap tahun meningkat 2
– 3 %. Berdasarkan
kenyataan bahwa penggunaan asam sitrat yang luas dalam dunia industri, maka kebutuhan pemenuhan bagi
asam sitrat
baik di dalam maupun luar negeri masih sangat besar.
Namun,
dalam hal ini penulis hanya akan memaparkan kandungan asam sitrat alami yang
terdapat dalam buah jeruk dan buah nanas.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas dapat ditemukan rumusan masalah : Berapakah kadar asam sitrat pada buah
jeruk ?
METODE
PENELITIAN
A.
Dasar Teori
1. Buah jeruk
Buah jeruk merupakan buah yang sangat disukai berbagai
kalangan masyarakat. Disamping rasanya yang enak, buah jeruk memiliki berbagai
manfaat yang berguna bagi tubuh antara lain, untuk mengganti lapisan epitel
yang rusak, mencegah timbulnya kanker, serta kandungan berbagai vitamin mampu
memperlancar metabolisme tubuh.
Kandungan asam sitrat memberikan jeruk memiliki rasa yang
masam dengan presentase
2.
Asam
sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah
yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus. Senyawa ini
merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah
rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Keasaman asam sitrat didapatkan
dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika
hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik
digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan (Wikipedia,
2009).
Asam sitrat (C6H8O7)
termasuk salah satu asam organik dengan nama kimia 2-hydroxy-1,2,3-propanetricarboxylic
acid memiliki rumus
bangun seperti berikut :
Asam sitrat merupakan asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini mudah larut dalam air dan
ethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam. Asam sitrat juga terdapat dalam
sari buah-buahan seperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk
meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan
minuman, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain dan juga untuk mencegah
pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan (Margono,
2000)
Beberapa sifat kimia asam sitrat adalah :
a.
Pada pemanasan 175oC,
asam sitrat berubah menjadi
aconitic acid.
Aconitic acid jika ditambah
dengan hydrogen berubah menjadi
tricarballylic acid.
b.
Pada pemanasan 175oC, asam sitrat jika
dieliminasi dengan oksigen
dan menghilangkan karbon dioksida berubah menjadi acetonedicarboxylic acid. Acetonedicarboxylic
acid jika
diuapkan karbon dioksidanya berubah menjadi acetone.
c.
Pada pemanasan 175oC, asam sitrat jika
dihilangkan karbondioksida berubah menjadi itaconic acid.
d.
Larutan asam sitrat bila dicampur dengan asam sulfat
atau oksidasi
dengan larutan potassium permanganate menghasilkan
asam acetonedicarboxylic.
e.
Pada suhu 35oC, jika asam sitrat dioksidasi
dengan potassium permanganate
menghasilkan asam oksalat.
f.
Asam sitrat terdekomposisi menjadi asam oksalat dan
asam asetat
jika dibakar dengan potassium hydroxide atau dioksidasi
dengan asam nitrit.
g.
Dalam bentuk larutan, asam sitrat sedikit korosif
terhadap karbon
steel dan tidak korosif terhadap stainless steel.
h. Sebagai
asam polybasic, asam sitrat dapat membentuk berbagai macam garam termasuk garam alkali metal dan alkali tanah, selain itu dapat pula membentuk berbagai macam ester, amida dan acyl klorida.
(Kirk Othmer,”Encyclopedia of Chemical Technology”,3rd
ed,vol.6,1979, p.153)
3. Metode
yang Digunakan
a. Definisi
Alkalimetri
Alkalimetri
merupakan suatu proses analisis atau penetapan kadar secra volumetrik dan
jumlah total suatu asam dalam suatu latutan dengan menggunakan larutan standar
basa. (W. Harjadi, 1993).
Analisis alkalimetri biasanya
digunakan untuk titrasi asam basa, dimana larutan standar (suatu basa) yang
diteteskan melalui buret ke dalam larutan asam dengan menggunakan suatu
indikator tertentu.indikator itu sendiri adalah zat yang dpat berubah warna
apabila pH lingkungannya berubah, akan tetapi harus dimengerti bahwa asam dan
basa disini tidak berarti pH kurang atau lebih dari tujuh, tetapi asam berarti
pH lebih rendah dan basa berarti pH lebih besar dari trayek indikator.
Sedangkan indikator yang biasa dipakai dalam reaksi netralisasi adalah
indikator PP (phenolphtalein), MO (methyl orange), MR (methyl red), dan phenol
red.
Tabel 1. Jenis indikator, daerah
pH dan perubahan warna
Bila suatu indikator berubah warna
dalam interval pH tepat pada saat titran ekuivalen dengan titrat. Agar tidak
terjadi kesalahan titrasi (yakni selisih antara titik akhir dan titik
ekuivalen) perubahan warna itu harus terjadi mendekati titik ekuivalen, agar
tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus dihentikan, karena jika
kelebihan satu tetes saja akan memberikan suatu kesalahan yang cukup berarti
yaitu dengan bertambah atau berkurangnya volume titran (W. Harjadi, 1993).
b. Reaksi yang Terjadi
C6H8O7(s) + 3 NaOH
(l) → Na3(C6H5O7)(s)+3
H2O(l)
Na. Sitrat
B.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat yang digunakan
a.
Labu ukur 100 ml.
b.
Timbangan analitik.
c.
Neraca digital
d.
Pipet Volume 25 ml.
e.
Pipet ukur 10 ml.
f.
Beaker glass.
g.
Erlenmeyer 250 ml.
h.
Buret.
i.
Klem dan statif.
j.
Bulp
k.
Corong
2. Bahan yang
digunakan
a.
Larutan NaOH.
b.
Larutan Asam Oksalat.
c.
Indikator PP.
d.
Buah jeruk.
e.
Aquadest.
3.
Prosedur
Kerja
Untuk tujuan percobaan ini kita akan mengasumsikan bahwa asam sitrat adalah
asam-satunya yang ditemukan pada buah jeruk dan buah nanas.
a.
Standarisasi NaOH dengan asam
oksalat (H2C2O4.2H2O)
1)
Memipet 10,0 ml NaOH 0,1 N dengan menggunakan pipet volume,dan
memasukan ke dalam erlenmeyer 250 ml lalu menambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes.
2)
Menitrasi dengan menggunakan penitar
asam oksalat 0,1 N hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda konstan.
3)
Mencatat volume penitar yang
digunakan.
4)
Melakukannya secara duplo.
5)
Menentukan konsentrasi NaOH.
b.
Penetapan kadar asam sitrat
1)
Menimbang 1-5
gram daging buah jeruk, haluskan dengan penggerus, atau parut.
2)
Memindahkan
secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer, tambahkan 3 tetes indikator PP.
3)
Menitrasi
dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna merah muda konstan.
4)
Melakukannya
secara duplo.
5)
Menghitung
kadar asam buah jeruk sebagai % asam sitrat dalam daging buah.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Hal-hal Penting yang Dilakukan Saat Percobaan
1.
Pada titrasi
idealnya titik ekuivalen dan titik akhir titrasi sama, yaitu terbentuknya warna
merah muda yang konstan.
2.
Salah satu
aspek penting adalah pemilihan indikator yang tepat.
3.
Larutan baku
yang digunakan harus diketahui konsentrasinya secra tepat.
4.
Reaksi harus
berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi-reaksi samping, yaitu zat-zat lain
dalam larutan tidak boleh ikut bereaksi atau mengganggu reaksi utama.
5.
Dalam percobaan
ini diasumsikan bahwa asam sitrat adalah satu-satunya asam yang terdkandung
dalam buah jeruk.
B.
Manfaat
1.
Bagi penulis
Manfaat bagi penulis yaitu laporan ini dapat digunakan sebagai gambaran dan
dasar pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dikemudian hari.
2.
Bagi instansi
Pemanfaatan asam sitrat sebagai asam organik yang digunakan sebagai
pengawet bahan makanan atau minuman sebaiknya dilakukan dalam batas tertentu
yang tidak berlebihan karena akan menimbulkan dampak yang buruk apabila asam
sitrat dikonsumsi secara berlebihan.
3.
Bagi masyarakat
Membiasakan diri untuk mengonsumsi buah-buahan secara teratur dengan
mempertimbangkan kandungan gizi dan zat yang terdapat dalam buah jeruk salah
satunya asam sitrat dapat menjadikan salah satu faktor yang meningkatkan
kesehatan manusia.
Seharusnya daftar pustaka dicantumin biar gk dikira plagiat
BalasHapusSeharusnya daftar pustaka dicantumin biar gk dikira plagiat
BalasHapusNgentah
BalasHapusNgentah
BalasHapus