Selasa, 08 Mei 2012

PENETAPAN KADAR ASAM SITRAT PADA BUAH JERUK


A.      Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kesadaran manusia tentang kesehatan semakin meningkat. Salah satunya dengan meningkatkan konsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin yang dapat mempertahankan kesehatan tubuh. Selain itu, berbagai manfaat yang ditawarkan buah-buahan salah satunya jeruk yang mampu memperbaiki lapisan epitel yang rusak, mencegah kanker, rasa yang manis sedikit asam menjadi salah satu pendorong buah jeruk sangat disukai.
Pada buah jeruk selain ditemukan asam askorbat (vitamin C) juga ditemukan asam sitrat yang membuat buah terasa masam jika dimakan. Asam sitrat merupakan asam organik  lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang penting bagi makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat merupakan asam organik yang larut dalam air dengan citarasa yang menyenangkan dan banyak digunakan dalam industri pangan, kosmetik, farmasi dan lain – lain. Kebutuhan dunia akan asam sitrat terus meningkat dari tahun ke tahun dan produksi asam sitrat tiap tahun meningkat 2 – 3 %. Berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan asam sitrat yang luas dalam dunia industri, maka kebutuhan pemenuhan bagi asam sitrat baik di dalam maupun luar negeri masih sangat besar.
Namun, dalam hal ini penulis hanya akan memaparkan kandungan asam sitrat alami yang terdapat dalam buah jeruk dan buah nanas.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditemukan rumusan masalah : Berapakah kadar asam sitrat pada buah jeruk ?


METODE PENELITIAN

A.   Dasar Teori
1.      Buah jeruk
Buah jeruk merupakan buah yang sangat disukai berbagai kalangan masyarakat. Disamping rasanya yang enak, buah jeruk memiliki berbagai manfaat yang berguna bagi tubuh antara lain, untuk mengganti lapisan epitel yang rusak, mencegah timbulnya kanker, serta kandungan berbagai vitamin mampu memperlancar metabolisme tubuh.
Kandungan asam sitrat memberikan jeruk memiliki rasa yang masam dengan presentase
2.      Asam sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus. Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan (Wikipedia, 2009).
Asam sitrat (C6H8O7) termasuk salah satu asam organik dengan nama kimia 2-hydroxy-1,2,3-propanetricarboxylic acid memiliki rumus bangun seperti berikut :
Zitronensäure - Citric acid.svg
Asam sitrat merupakan asam organik yang berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini mudah larut dalam air dan ethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minuman, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain dan juga untuk mencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan (Margono, 2000)
Beberapa sifat kimia asam sitrat adalah :
a.       Pada pemanasan 175oC,  asam sitrat berubah menjadi aconitic acid. Aconitic acid jika ditambah dengan hydrogen berubah menjadi tricarballylic acid.
b.      Pada pemanasan 175oC, asam sitrat jika dieliminasi dengan oksigen dan menghilangkan karbon dioksida berubah menjadi acetonedicarboxylic acid. Acetonedicarboxylic acid jika diuapkan karbon dioksidanya berubah menjadi acetone.
c.       Pada pemanasan 175oC, asam sitrat jika dihilangkan karbondioksida berubah menjadi itaconic acid.
d.      Larutan asam sitrat bila dicampur dengan asam sulfat atau oksidasi dengan larutan potassium permanganate menghasilkan asam acetonedicarboxylic.
e.       Pada suhu 35oC, jika asam sitrat dioksidasi dengan potassium permanganate menghasilkan asam oksalat.
f.       Asam sitrat terdekomposisi menjadi asam oksalat dan asam asetat jika dibakar dengan potassium hydroxide atau dioksidasi dengan asam nitrit.
g.      Dalam bentuk larutan, asam sitrat sedikit korosif terhadap karbon steel dan tidak korosif terhadap stainless steel.
h.      Sebagai asam polybasic, asam sitrat dapat membentuk berbagai macam garam termasuk garam alkali metal dan alkali tanah, selain itu dapat pula membentuk berbagai macam ester, amida dan acyl klorida.
(Kirk Othmer,”Encyclopedia of Chemical Technology”,3rd ed,vol.6,1979, p.153)

3.      Metode yang Digunakan
a.      Definisi Alkalimetri
Alkalimetri merupakan suatu proses analisis atau penetapan kadar secra volumetrik dan jumlah total suatu asam dalam suatu latutan dengan menggunakan larutan standar basa. (W. Harjadi, 1993).
Analisis alkalimetri biasanya digunakan untuk titrasi asam basa, dimana larutan standar (suatu basa) yang diteteskan melalui buret ke dalam larutan asam dengan menggunakan suatu indikator tertentu.indikator itu sendiri adalah zat yang dpat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah, akan tetapi harus dimengerti bahwa asam dan basa disini tidak berarti pH kurang atau lebih dari tujuh, tetapi asam berarti pH lebih rendah dan basa berarti pH lebih besar dari trayek indikator. Sedangkan indikator yang biasa dipakai dalam reaksi netralisasi adalah indikator PP (phenolphtalein), MO (methyl orange), MR (methyl red), dan phenol red.
Tabel 1. Jenis indikator, daerah pH dan perubahan warna
Bila suatu indikator berubah warna dalam interval pH tepat pada saat titran ekuivalen dengan titrat. Agar tidak terjadi kesalahan titrasi (yakni selisih antara titik akhir dan titik ekuivalen) perubahan warna itu harus terjadi mendekati titik ekuivalen, agar tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus dihentikan, karena jika kelebihan satu tetes saja akan memberikan suatu kesalahan yang cukup berarti yaitu dengan bertambah atau berkurangnya volume titran (W. Harjadi, 1993).
b.      Reaksi yang Terjadi
C6H8O7(s) + 3 NaOH (l) Na3(C6H5O7)(s)+3 H2O(l)
Na. Sitrat

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat yang digunakan
a.       Labu ukur 100 ml.
b.      Timbangan analitik.
c.       Neraca digital
d.      Pipet Volume 25 ml.
e.       Pipet ukur 10 ml.
f.       Beaker glass.
g.      Erlenmeyer 250 ml.
h.      Buret.
i.        Klem dan statif.
j.        Bulp
k.      Corong
2.      Bahan yang digunakan
a.       Larutan NaOH.
b.      Larutan Asam Oksalat.
c.       Indikator PP.
d.      Buah jeruk.
e.       Aquadest.
3.      Prosedur Kerja
Untuk tujuan percobaan ini kita akan mengasumsikan bahwa asam sitrat adalah asam-satunya yang ditemukan pada buah jeruk dan buah nanas.
a.       Standarisasi NaOH dengan asam oksalat (H2C2O4.2H2O)
1)      Memipet 10,0 ml NaOH 0,1 N dengan menggunakan pipet volume,dan memasukan ke dalam erlenmeyer 250 ml lalu menambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes.
2)      Menitrasi dengan menggunakan penitar asam oksalat 0,1 N hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda konstan.
3)      Mencatat volume penitar yang digunakan.
4)      Melakukannya secara duplo.
5)      Menentukan konsentrasi NaOH.
b.      Penetapan kadar asam sitrat
1)      Menimbang 1-5 gram daging buah jeruk, haluskan dengan penggerus, atau parut.
2)      Memindahkan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer, tambahkan 3 tetes indikator PP.
3)      Menitrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna merah muda konstan.
4)      Melakukannya secara duplo.
5)      Menghitung kadar asam buah jeruk sebagai % asam sitrat dalam daging buah.








BAB III
KESIMPULAN

A.    Hal-hal Penting yang Dilakukan Saat Percobaan
1.      Pada titrasi idealnya titik ekuivalen dan titik akhir titrasi sama, yaitu terbentuknya warna merah muda yang konstan.
2.      Salah satu aspek penting adalah pemilihan indikator yang tepat.
3.      Larutan baku yang digunakan harus diketahui konsentrasinya secra tepat.
4.      Reaksi harus berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi-reaksi samping, yaitu zat-zat lain dalam larutan tidak boleh ikut bereaksi atau mengganggu reaksi utama.
5.      Dalam percobaan ini diasumsikan bahwa asam sitrat adalah satu-satunya asam yang terdkandung dalam buah jeruk.
B.     Manfaat
1.      Bagi penulis
Manfaat bagi penulis yaitu laporan ini dapat digunakan sebagai gambaran dan dasar pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dikemudian hari.
2.      Bagi instansi
Pemanfaatan asam sitrat sebagai asam organik yang digunakan sebagai pengawet bahan makanan atau minuman sebaiknya dilakukan dalam batas tertentu yang tidak berlebihan karena akan menimbulkan dampak yang buruk apabila asam sitrat dikonsumsi secara berlebihan.
3.      Bagi masyarakat
Membiasakan diri untuk mengonsumsi buah-buahan secara teratur dengan mempertimbangkan kandungan gizi dan zat yang terdapat dalam buah jeruk salah satunya asam sitrat dapat menjadikan salah satu faktor yang meningkatkan kesehatan manusia.

4 komentar:

Total Pageviews

Poll

Pages - Menu

Pengikut

Search